Popular Post

Posted by : Unknown Kamis, April 09, 2015

Woi sabar disik Kang
Ini bukan judul sinetron di televisi swasta lo, ataupun novel drama yang sering dibaca anak - anak muda

CURCOL!!!??, jiaaaah bukaaaan, diawur ae

Judul diatas merupakan tema dari pementasan Sandur di Universitas Bojonegoro (UNIGORO) dalam rangka DIES NATALIES UNIGORO ke 34 semalam, yak Sandur seni tradisi khas masyarakat Bojonegoro semalem dipentaskan dengan epic oleh Komunitas Sandur Kembang Desa Bojonegoro. mengangkat tentang permasalahan anak muda yang selalu dilema antara cinta dan masa depannya (yen bahasane cah kene, GALAU).

Pertunjukkan dibuka dengan tetembangan dari panjak hore yang mengiringi tari jaraanan, tari jaranan yang terkenal dengan "ndadi" (kesurupan, red) di tampilkan dengan begitu berbeda. Tari jaranan begitu atraktif dengan atraksi - atraksi, serta kadang - kadang genit menggoda penonton membuat penonton begitu khidmat menikmati awal - awal pertunjukkan, 

Udeng gadhung nggo samiran, konco konco yuk podo dolanan
Ayo sesanduran, kanggo lelipuran
Dedolanan, dolanan sesanduran
  - Tembang Udeng Gadung mengiringi anak wayang memasuki blabar janur kuning

Dan cerita dimulai dari curhatan si Pethak
Saat ngobrol dengan teman - temannya panjak hore, si Petak bingung untuk melanjutkan kuliah atau bekerja. Karena keterbatasan modal dan skill yang kurang mumpuni, serta wajah yang ***** (terpaksa harus disensor karena tak layak) membuat petak hanya bisa mengeluh dan curhat kesana kemari. Namun petak tak se apes itu, dia ternyata memiliki seorang kekasih dambaan hati, setelah di desak dan di "sowak i" oleh panjak hore tentang cewek nya tersebut akhirnya petak mau juga mengenalkan sang pujaan hati, yak Si Cawik anak Wak Kaji Tansil adalah gadis yang kurang beruntung tersebut (setidaknya seluruh panjak hore dan penonton sepakat akan hal ini) hihihihi sorry yo Tak, aku hanya bicara fakta yang ada.

Karena sudah jengkel diejekin panjak hore, Pethak akhirnya pergi untuk menemui Cawik, dan merayu Si Cawik untuk diajak jalan - jalan. Walaupun sedang bingung untuk memilih universitas serta mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian penerimaan mahasiswa baru, Cawik akhirnya mau juga di ajak jalan - jalan.
But wait, bukan Pethak namanya kalo ga apes, dalam perjalanan mereka ketemu Wak Tansil ayah angkat Cawik. Wak Tansil yang terkenal galak dan tidak merestui hubungan Pethak dan Cawik, langsung menceramahi Pethak. Pethak yang cinta mati dengan Cawik beradu argumen dengan Wak Tansil mulai dari membahas pelajaran, pekerjaan, politik, hukum, ekonomi, sampai membahas marmut panjak hore yang bernama cindut (hedeeeeh, tekan ndi - ndi iki), akhirnya Pethak diperbolehkan jalan - jalan dengan Cawik, bahkan Pethak direstui hubungannya dengan syarat Pethak harus bekerja dengan giat dan memiliki penghasilan Rp. 1.500.000/tahun.

"eiiiiittttsss, enak aja" celetuk Wak Tansil
"Sak yuto setengah kie sedino yo ngger, iso ra iso kudu iso. Yen koe seneng karo anakku, koe kudu iso buktikan CINTAMU", lanjut Wak Tansil diakhir petuahnya kepada Pethak, wajah Pethak langsung ditekuk dan hampir pingsan mendengarnya disambut dengan gelak tawa panjak hore plus hadirin dan hadirot jamaah sandur malam itu.


Sedang terpingkal - pingkal karena melihat muka Pethak yang lunkzet karena mendengar syarat Wak Tanzil, panjak hore tiba - tiba dikejutkan oleh sosok misterius di ujung pojok Blabar Janur Kuning. Pemuda dengan setelan necis mirip Elvis Presli pada era tahun 70an, ternyata adalah Balong, mahasiswa design gratis eh  grafis ding salah satu universitas tinggi ternama di Bandung. Balong yang sedang liburan selain untuk bertemu dengan keluarganya, juga untuk melepas rindunya untuk cinta pertamanya yang tak lain dan tak bukan adalah Cawik.

Ketika sedang apel dan melepas rindu, Balong diganggu dengan celotehan celotehan si Pethak dari sebelah rumah si Cawik. Pethak yang cemburu mengolok - olok Balong, mereka beradu mulut sampai beradu jotos. Adegan berlangsung seru, panjak hore yang melihat hanya mampu untuk taruhan siapa yang menang, ada yang menjagokan Pethak dan adapula yang menjagokan si Balong, dan tak main - main Henpon Blackberry yang digunakan taruhan. Balong yang memang dulunya merupakan Pendekar dikampung itu menang, namun sebelum pertarungan semakin si Om panjak kendang melerai mereka. Hal ini membuat kecewa panjak hore yang menjagokan si Balong.

Om panjak meminta keterangan dari kedua pelaku, apa yang sebenarnya terjadi sehingga mereka saling baku hantam?, dan eng ing eng
lagi lagi dan lagi semua karena cewek alias si Cawik.
Namun ternyata si Cawik belum ingin menjalin hubungan yang serius, dia masih ingin mengejar cita - citanya. Wak Tansil yang saat itu pulang dari bekerja langsung menghampiri mereka, mencak - mencak dan mengusir Pethak sekaligus balong. Cawik menangis di dalam kamar karena kejadian tersebut. Dan . . . . .


Sampun rampung tembangane konco sandur, 
guyup rukun, urun tutur, limintu tansan sempulur
nadjan campur bawur guyup rukun koyo dulur
pinter, atur, racikane pra leluhur
Bilih wonten lepat atur pangapunten lan lumuntur.


pentas yang begitu meriah, sampai- sampai Rektor serta jajaran staff Dosen Unigoro tak berkenan meninggalkan pertunjukkan dan bahkan menyempatkan diri berfoto bareng dengan Komunitas Seni Tradisional Sandur Kembang Desa Bojonegoro dari Sanggar Seni Sayap Jendela






{ 2 10 ... read them below or Comment }

  1. Harusnya geser ke sini, tapi kajiannya malah mundur gara-gara nunggu yang lain datang. -_-
    Foto pas sandurnya berlangsung gak ada ta? pasang sekalian cum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada kyak e pada motret kmaren tar q minta dlu

      Hapus

- Copyright © Catatan si siput kecil - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Siput Kecil -